Sensasi Nikmatnya Berselingkuh

Saat Umur aku saat ini 28 tahun, isteri aku juga seumur, namanya Lisa. Anak aku baru umur 3 tahun, dan dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak aku inilah, isteri aku kenal sama nyokapnya teman anak aku. Namanya Nita. Sebenarnya si Nita ini orangnya nggak cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut aku sih, mendingan isteri aku.

Makanya, sewaktu kenalan sama si Nita ini, aku sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Bersetubuh dengan Atasan Sampai lama-kelamaan isteri aku mulai akrab sama si Nita. Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Nita telpon isteri aku buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri aku datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut.

Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka aku berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini. Siangnya aku berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, aku berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Nita sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat aku berdua datang, si Nita langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya. 

"Hai Lis, Her.. " "Hai Nit.. Mana suami sama anak kamu?" tanya isteri aku.

"Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh.." kata si Nita.

"Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?"

"Nggak ikut deh, Nit.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil" kataku.

"Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?"

"Langsung Fitness aja deh, Nit"

Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool.

Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih.. Apalagi si Nita, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, aku tertegun, karena di dalam aku lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih.

Setelah aku lirik, ternyata si Nita juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.

"Mari Mbak, Mas.. Handuknya aku simpan," kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.

"Ha? Disimpan?" tanya aku sambil kebingungan.

"Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. " sahut si Mbak dengan senyum genit.

"Wah.. Mati deh aku", batin aku dalem hati, masa aku musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih?

Sementara itu aku liat isteri aku sama si Nita juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya aku yang memutuskan, "Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu..

Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini" "Iya deh, Mas.." kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit.

Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan. Setelah tinggal bertiga, isteri aku langsung memandang si Nita, "Gimana nih, Nit?"

Selagi si Nita masih terdiam bingung, isteri aku langsung ngomong lagi, "Ya sudah deh..

Kita terusin aja yuk," katanya sambil melepaskan handuknya.

"Sudah deh, Nit.. Buka aja.. nggak apa-apa kok," kata isteri aku lagi.

"Benar nih, Lis? Terus si Heru gimana?" tanya si Nita sambil melirik malu-malu ke arah aku.

Pada saat itu aku cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung aku nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Nita bisa tahu karena aku cuma dililit handuk doang. "Nggak apa-apa. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis" sahut isteri aku lagi. Gawat juga nih, aku benar-benar nggak nyangka kalau isteri aku sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget.

Akhirnya pelan-pelan si Nita mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, aku langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget! Langsung aja aku menelan Situs Judi Online ludah aku sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Nita. Ngelihat keadaan aku yang kayak orang linglung itu, isteri aku langsung tertawa geli. Sementara si Nita masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya.

"Kenapa Her.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh," kata isteri aku lagi.

Busyet.. Masa aku disuruh bugil di depan si Nita sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri aku berubah pikiran, langsung aja deh aku lepas handuk aku. Seiring dengan gerakan aku ngelepas handuk, aku lihat si Nita langsung membuang muka jengah.

"Lho, kenapa Nit.. nggak apa-apa kok. Tadi si Heru juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh," kata isteri aku lagi sambil menatap burung aku. Akhirnya si Nita ngelirik juga ke burung aku, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, aku.

"Tuh-kan, Nit.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamu.." kata isteri aku lagi.

Ngeliat burung aku yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung aku, dia juga langsung ikut ketawa. "Wah, dik.. Dia sudah nggak tahan tuh.." katanya pada isteri aku, sambil ngelirikin burung aku terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, aku nyebur ke kolam whirpool.

Nggak lama kemudian isteri aku dan si Nita nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun. "Mbak sudahan dulu yah, Dik.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh.." katanya sambil menunjuk ke selangkangan aku lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung aku masih tegang terus. Langsung saja aku berusaha tutupin burung aku pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan.

Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri aku langsung pindah posisi. Sekarang jadi aku yang ada ditengah-tengah mereka berdua.

"Her.. Dari tadi kok tegang melulu sih?" tanya isteri aku sambil menggenggam burung aku.

Aku cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Nita. "Ih.. Keras amat, kayak batu," kata isteri aku lagi.

Lalu, tanpa aku duga dia langsung ngomong ke si Nita. "Sini deh, Nit.. Mau cobain megang burung suami aku nggak nih?"

Haa? Aku sama si Nita jadi terbengong-bengong.

"Bbb.. Boleh, Lis?" tanya si Nita.

"Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh," kata isteri aku lagi.

Pelan-pelan, si Nita mulai ngegerayangin paha aku, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo aku.

Wuih, rasanya benar-benar nikmat. "Iya lho, Lis.. Kok bisa keras begini ya.

Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, Lis," kata si Nita lagi sambil terus mengelus-ngelus burung aku.

Wah, aku sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri aku lagi, langsung aja deh, aku tarik si Nita, aku lumat bibirnya.. sambil tangan aku meremas-remas teteknya.

"Akh.." Nita menggelinjang.

Langsung aku angkat si Nita dari dalam air, aku dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya aku buka lebar-lebar, dan.. langsung deh aku benamin wajah aku ke dalam selangkangannya, sehingga si Nita semakin mengerang-ngerang.

Sementara itu isteri aku tetap giat mengocok-ngocok burung aku. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.

"Gantian dong, Nit.. Biar si Heru ngejilatin vagina aku, aku juga kepengen nih.." kata isteri aku dengan bernafsu.

Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, aku jilatin vagina isteri aku. Aku gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek. Nita pun nggak tinggal diam, ngeliat aku lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung aku, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut.

Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk. Setelah beberapa lama, isteri aku ternyata sudah nggak tahan lagi. "Ayo, Her.. Cepetan masukin.. aku sudah nggak kuat lagi nih.." pintanya memelas.

Akhirnya berhubung aku juga sudah nggak tahan lagi, aku cabut saja burung aku dari dalam mulut si Nita, terus aku masukin ke dalam vagina isteri aku. Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus aku dorong keluar-masuk. Nita nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri aku, dia terus ngejilatin buah Zakar aku. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA!

Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri aku menjerit kecil. Meneriakkan kepuasan, Sehingga aku merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya.

Melihat isteri aku sudah selesai, si Nita langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas. "Ngg.. Sekarang aku boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, Lis?"

"Tentu aja boleh, Nit.." jawab isteri aku sambil mencium bibir si Nita.

Mendapat lampu hijau, Nita langsung mengambil burung aku yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar. "Aaakkhh.." desis si Nita setelah aku dorong burung aku pelan-pelan. "Ayo, Her.. Terus, Her.. I Love You.."

Kelihatannya si Nita benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil aku goyang-goyang, isteri aku menjilati teteknya si Nita. "Aduh, Lis.. Her.. I love you both.." Pokoknya selama aku dan isteri aku bekerja, mulut si Nita mendesis-desis terus.

Kemudian, mungkin karena isteri aku nggak mau ngedengerin desisan si Nita terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Nita. Dengan sigap Nita menyambut vagina isteri aku dengan juluran lidahnya.

Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya aku sudah benar- benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. aku merasakan desakan si Nita mengencang, akhh. Akhirnya jebol juga pertahanan aku. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa..

Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh.. Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas. "Thank you Heru, .. Lisa.. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa buat aku.." "Ha.. ha.. ha.. Sama, Nit.. aku juga benar-benar merasakan nikmat yang yang nggak pernah aku bayangin sebelumnya.

Akung suami kamu nggak ikut yah, Nit," kata isteri aku. "Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami kamu sekalian, boleh nggak, Nit?"

"Benar Lis.. Ide yang bagus, tapi kita nggak boleh ngomong langsung, Lis.. Musti kita pancing dulu.."kata si Nita.

"Setuju," sahut isteri aku. "Gimana Her.. Boleh nggak?" Untuk sesaat aku nggak bisa menjawab.

Bayangin, masa aku musti berbagi isteri aku sama suaminya si Nita? Rasanya perasaan cemburu aku nggak rela.

Tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus.. Wah.

"Boleh, nanti kamu atur yah, Nit.. Biar aku bisa ngerasain lagi hangatnya lubang vagina kamu.. Ha.. ha.." akhirnya aku menyetujui.